NO ABSEN:35
KELAS:IX D
Proses Pembuatan Motif Batik
Macam Macam Motif Batik di Indonesia.
Awalnya batik diciptakan menggunakan kain berwarna putih yang terbuat
dari bahan kapas (kain mori). Seiring perkembangan jaman proses membuat
kain batik dapat juga menggunakan katun, sutera, rayon, poliester, dan
bahan sintetis lainnya. Ragam Motif batik itu sendiri diciptakan
menggunakan cairan lilin dengan media alat yaitu canting untuk motif
halus, dan atau kuas untuk motif batik tulis yang berukuran besar,
Selanjutnya cairan lilin tersebut akan dapat meresap dengan baik kedalam
serat sebuah kain. Kain yang sudah selesai dilukis menggunakan canting
tadi selanjutnya dicelup untuk pewarnaan.Proses pencelupan ini biasanya
dimulai dengan menggunakan warna-warna muda yang selanjutnya proses
pencelupan warna lebih tua untuk mendapatkan motif warna kain yang lebih
gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan kain batik, maka kain
batik tersebut dicelupkan ke dalam larutan kimia untuk melarutkan
lilinnya. Untuk memperkaya wawasan kita dalam mengenal berbagai macam motif batik di Indonesia, berikut ini adalah macam macam batik di Indonesia berdasarkan motif/corak:
Motif Batik Keraton
Batik kraton
merupakan wastra batik yang menggunakan pola tradisional yang berkembang
di kraton-kraton yang berada di pulau Jawa. Ragam corak batik tulis
dengan perpaduan yang mengagumkan antara seni, pandangan hidup, adat,
dan kepribadian lingkungan kraton yang melahirkannya. Batik Kraton ini
pada awalnya dibuat hanya oleh para putri raja dan abdi dalemnya saja,
serta hanya diperuntukkan keluarga raja saja. Selanjutnya berkembang
menjadi industri yang dikelola oleh para saudagar dan mulai berkembang
di luar Kraton dalam bentuk batik Sudagaran dan Batik Pedesaan. Batik
Kraton terdapat di Kasunanan Surakarta, Kasultanan Jogjakarta, Pura
Mangkunegaran dan Pura Pakualaman. Perbedaan utama dari keempat Batik
Kraton terletak pada bentuk, ukuran, patra dan nuansa warna soga
(coklat).
Motif Batik Cuwiri
Merupakan
motif batik yang memakai zat warna soga alam. dahulu kala, pengguna
motif batik cuwiri ini menandakan tingkat derajat yang tinggi bagi
pemakainya dan/atau hanya digunakan untuk upacara adat tertentu saja,
seperti untuk upacara mitoni, suatu tradisi jawa yang digunakan untuk
memperingati usia kandungan 7 bulan. Juga, motif batik cuwiri ini
dipakai untuk menggendong Baby. Batik cuwiri ini juga biasa digunakan
untuk kemben dan semekan. Motif batik cuwiri ini dominan memakai unsur
gurda dan meru. Kata Cuwiri itu sendiri mempunyai arti kecil-kecil,
serta diharapkan pada pemakainya pantas, harmonis serta dihormati sesuai
dengan pandangan hidup masyarakat jawa yaitu kemakmuran dan kebaikan.
Motif Batik Pringgondani
Nama batik
pringgondani ini diambil dari nama tempat tinggalnya Gatotkaca anak
Bimo/Werkudara. Motif batik pringgondani ini biasanya menampilkan corak
gelap seperti biru nila (biru indigo) dengan soga alam berwarna coklat
dipenuhi sulur-suluran atau alur kecil yang dikombinasi dengan naga.
Motif Batik Sekar Jagad
Batik ini
merupakan salah satu motif batik terbaik khas Indonesia. Motif batik
sekar jagad ini memiliki makna keindahan dan kecantikan bagi pemakainya
sehingga orang lain yang memandang akan sangat terpesona. Terdapat
beberapa pendapat jika motif batik Sekar Jagad ini sesungguhnya berasal
dari kata yang diambil dari bahasa belanda dan Jawa yaitu “kar jagad” (Kar berarti PETA; Jagad berarti DUNIA), melambangkan keragaman seluruh dunia namun satu jiwa (united). Rata-rata motif batik Sekar Jagad bernuansa bunga.
Pendapat lain mengatakan bahwa motif batik Sekar Jagad berasal dari kata sekar dab jagad.
Kata sekar memiliki arti bunga dan kata jagad memiliki arti dunia.
Berdasarkan Paduan kata tersebut yang tercermin dari nama motif ini
adalah kumpulan bunga/keindahan/kebahagiaan dunia. Motif batik sekar
jagad ini juga merupakan sebuah perulangan geometris dengan metode susun
ceplok (dipasangkan bersisian), yang memiliki arti keluhuran dan
keindahan sebuah kehidupan di dunia. Motif batik sekar jagad mulai
berkembang pada abad ke-18.
Motif Batik Sida Luhur
Motif
batik yang memiliki awalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif
batik yang banyak dibuat oleh para pembatik. Seddangkan Kata “sida” itu
sendiri memiliki arti menjadi/jadi/terlaksana. Sehingga, motif batik yang berawalan “sida” ini mengandung harapan agar apa yang diinginkan bisa terlaksana. Motif batik Sida Luhur
(dibaca Sido Luhur) memiliki makna harapan untuk dapat mencapai
kedudukan tinggi, dan bisa menjadi contoh atau panutan masyarakat.
Ada suatu
mitos mengenai pembuatan motif batik Sido Luhur yang mana menuntut
pembuatnya, diawali dengan menahan nafas cukup lama. Motif batik Sido
Luhur dibuat oleh Ki Ageng Henis, adalah kakek dari Panembahan Senopati
yang merupakan pendiri kerajaan Mataram Jawa, serta merupakan cucu
daripada Ki Ageng Selo. Konon motif batik Sido Luhur ini dibuat secara
khusus oleh Ki Ageng Henis untuk diberikan kepada anak dan keturunannya.
Harapan dan doanya agar si pemakai dapat memiliki hati serta pikiran
yang luhur sehingga bisa berguna bagi negara dan masyarakat.
Filosofi makna di balik motif batik Sido Luhur juga berarti berhasil mengembangkan, menyempurnakan diri menjadi manusia yang berbudi luhur yang senantiasa berdoa, mengingat dan bersyukur kepadaNya. Motif ini adalah motif yang dikenakan oleh pengantin saat pernikahan. Motif ini berasal dari Keraton Yogyakarta.
Motif Batik Kawung
Motif
batik Kawung memiliki pola bulatan yang mirip dengan buah Kawung
(sejenis buah kelapa atau sering juga disebut sebagai buah
kolang-kaling) yang tertata rapi secara geometris. Dalam bentuk lain,
motif batik kawung ini juga direpresentasikan sebagai gambar bunga
teratai dengan empat helai daun bunga yang sedang merekah. Lotus atau
teratai merupakan bunga yang melambangkan usia panjang dan kesucian.
Motif batik Kawung biasanya diberi nama berdasarkan ukuran besar atau
kecilnya bentuk bulat-lonjong yang ada didalam suatu motif tertentu. Contoh:
motif batik Kawung Picis adalah motif batik kawung yang tersusun dan
tertata oleh bentuk alur bulatan yang kecil. Kata Picis berasal dari
mata uang senilai 10 senyang yang bentuknya relatif kecil. Sedangkan motif batik Kawung Bribil
adalah motif batik kawung yang tersusun atau tertata oleh bentuk yang
relatif lebih besar dari motif batik kawung Picis. Sesuai dengan namanya
yaitu bribil, merupakan mata uang yang bentuknya relatif lebih besar
dari picis dan memiliki nilai setengah sen. Berdasarkan bentuknya motif
batik kawung yang memiliki bentuk bulat-lonjong yang cenderung lebih
besar dari motif batik Kawung Bribil disebut Kawung Sen.
Motif Batik Semen Rama
Batik semen rama dimaknai sebagai penggambaran atau representasi dari sebuah “kehidupan yang semi”
(kata semi yang berarti berkembang atau makmur). Ada beberapa jenis
ornamen utama pada motif batik semen. Yang pertama, ornamen yang
memiliki hubungan dengan daratan, seperti binatang berkaki empat atau
tumbuhan. Kedua, ornamen yang memiliki hubungan dengan udara, seperti
burung, garuda, dan megamendung. Ketiga, ornamen yang memiliki hubungan
dengan laut dan air, seperti ikan dan katak. Jenis-jenis ornamen
tersebut kemungkinan besar mempunyai hubungan dengan prinsip Triloka
atau Tribawana. Prinsip tersebut merupakan ajaran mengenai adanya tiga
dunia yaitu dunia tengah tempat manusia menjalani kehidupan, dunia atas
atau nirwana merupakan tempat tinggal para dewa dan orang suci, serta
dunia bawah yang merupakan tempat orang dimana jalan hidupnya dipenuhi
angkara murka. Selain memiliki makna tersebut motif batik Semen Rama
(dibaca; Semen Romo) itu sendiri seringkali dihubung-hubungkan dengan
kisah cerita Ramayana yang penuh dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran
suci keutamaan yang di lalui dengan delapan jalan. Ajaran tersebut
merupakan nasehat keutamaan dari Ramawijaya kepada sang Wibisana ketika
dinobatkan menjadi raja di kerajaan Alengka. Sehingga kata “Semen Romo”
mengandung arti sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh para raja atau
pemimpin rakyat.
Motif Batik Sida Asih
Motif
Batik Sidoasih masuk kedalam salah satu jenis batik kraton. Batik
sidoasih berasal dari bahasa Jawa yaitu “sido” dan “asih”. Kata “Sido”
mempunyai arti terus menerus/jadi/berkelanjutan. Sedangkan kata ”asih”
mempunyai arti kasih sayang. Sehingga batik Sidoasih dapat kita artikan
sebagai perlambang suatu kehidupan manusia yang penuh cinta kasih dan
sayang, menentramkan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat.
Didalam
adat Jawa, batik Sidoasih ini sering dipakai pada acara pernikahan,
dimana kain batik dengan motif Sidoasih ini digunakan sebagai busana
malam pengantin. Dengan mengenakan motif batik Sidoasih, maka kedua
pengantin memiliki harapan untuk mampu menjalani kehidupan barunya
dengan lebih harmonis, serta semakin romantis penuh cinta kasih.
Motif Batik Sida Mukti
Motif
Batik Sida Mukti merupakan motif batik yang dibuat berasal dari pewarna
soga alam. Seringkali digunakan untuk busana pengantin dalam upacara
pernikahan. Unsur motif batik sidomukti yang terkandung didalamnya yaitu
motif gurda. Motif yang memiliki awalan sida (dibaca sido) merupakan
jenis motif yang banyak digunakan oleh para pengrajin batik. Kata “sida”
itu sendiri memiliki arti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian,
jenis batik yang memiliki awalan “sida” mengandung harapan agar apa yang
diinginkan bisa terlaksana. Salah satunya adalah batik sida mukti, yang
mempunyai harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Motif Batik Tambal
Kata
Tambal mempunyai bermakna menambal atau memperbaiki suatu hal yang
rusak. Dalam suatu perjalanan kehidupan, manusia harus instrospeksi atau
memperbaiki diri untuk menuju satu kehidupan yang lebih cemerlang, baik
lahir maupun batin. Sejak dulu, kain motif batik tambal dipercaya dapat
membantu kesembuhan orang yang sedang sakit. Salah satu caranya yaitu
dengan menyelimuti orang yang sakit tersebut dengan kain batik dengan
motif tambal. Mitos atau kepercayaan masyarakat jawa ini muncul karena
orang yang sedang sakit dianggap memiliki sesuatu “yang kurang”, sehingga untuk proses pengobatannya perlu “ditambal”.
Motif Batik Sudagaran
Batik
jenis ini merupakan motif larangan dari warga keraton, sehingga membuat
seniman dari para saudagar untuk menciptakan suatu motif baru yang
sesuai selera dengan masyarakat saudagar. Mereka juga merubah motif
larangan dimana motif tersebut dapat digunakan oleh masyarakat umum.
Motif batik Saudagaran umumnya mempunyai kesan “berani” dalam pemilihan
warna dan bentuk, penggunaan terhadap benda alam atau satwa, maupun
kombinasi corak warna yang dominan ddengan warna soga dan biru tua.
Motif Batik Sudagaran ini menyajikan kualitas yang mumpuni dalam proses
pengerjaan batik serta tingkat kerumitannya dalam menyajikan ragam
desain yang baru. Para pengrajin batik Sudagaran melakukan kreasi
terhadap batik keraton dengan menambahkan isen-isen yang cukup rumit dan
mengisinya dengan cecek (bintik/titik) sehingga menambahkan kesan batik yang lebih indah.
Motif Batik Petani
Motif
batik petani merupakan jenis batik yang dibuat sebagai selingan atau
side job para ibu rumah tangga di rumah saat tidak berangkat ke sawah
atau disaat waktu senggang saja. Batik yang dihasilkan lebih kasar dan
memiliki aksen kaku serta tidak halus. Motif batik petani secara turun
temurun akan menyesuaikan dengan daerah masing-masing dan batik petani
ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai pengisi
waktu luang saja. Untuk cara pewarnaannya pun mengikuti pola batik
saudagar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar